Komedi Gelap dalam Jas Hukum dan Trauma
img src/ Variety “You don’t save me. I save me.” Ada rasa pahit yang tertinggal di tenggorokan setelah menamatkan Better Call Saul . Ini bukan sekadar prekuel Breaking Bad . Ini adalah tragedi panjang tentang harga diri, kesepian, dan transformasi—yang dibungkus dalam guyonan, setelan jas murah, dan kantor di belakang salon kuku. Orang mengenalnya sebagai Saul Goodman. Tapi serial ini memaksa kita memanggilnya dengan nama aslinya—Jimmy McGill. Dan nama itu membawa beban. Bukan cuma karena dunia di sekelilingnya menuntut dia menjadi sesuatu yang “lebih baik”, tapi karena dia sendiri tidak pernah benar-benar tahu siapa dirinya. Jimmy bukan Walter White. Dia tidak punya ego sebesar gurun di Albuquerque. Dia hanya ingin diakui. Dianggap. Dicintai. Dan mungkin… dimengerti? Dunia Better Call Saul bukan tempat yang penuh ledakan atau cartel war setiap episode. Ia tenang. Ia lambat. Tapi justru dari kelambatan itulah muncul ketegangan dan penderitaan yang lebih mengiris. Setiap shot ...