Hollywood? Ini Aksi Jepang yang Lebih Membumi dan Menegangkan
Bullet Train Explosion, film yang disutradarai oleh Shinji Higuchi menghadirkan kembali film klasik Jepang tahun 1975, dengan sentuhan modern dan ketegangan ala abad ke-21. Film aksi yang penuh ketegangan ini dirilis di Netflix pada tahun 2025 menawarkan perspektif khas jepang tentang krisis, kerja sama, dan tanggung jawab sipil, seraya menyajikan kisah mendebarkan yang membuat penonton terpukau hingga akhir perjalanan.
Premisnya terdengar sederhana, sebuah kereta Shinkansen tujuan Tokyo yang dipasangi bom yang akan meledak jika kecepatannya turun di bawah 100 km/jam. Sekilas, mungkin premis ini mengingatkan kita pada beberapa film yang bertemakan terorisme, namun Bullet Train Explosion memilih pendekatan yang lebih membumi. Tanpa bantuan pahlawan super, kita akan menyaksikan upaya kolektif, rasa tanggung jawab publik, dan keberanian para tenaga profesional yang tetap menjalankan tugasnya di tekanan yang sangat mencekam.
Takaichi, yang diperankan dengan cemerlang oleh Tsuyoshi Kusanagi tentunya akan menjadi pusat perhatian penonton dimana ia yang berperan sebagai seorang masinis senior dan juga menjaga ketenangannya di tengah kekacauan. Kusanagi memberikan penampilan yang kuat, serta memperlihatkan karakter yang memahami tanggung jawabnya tanpa perlu melakukan effort berlebihan untuk menjadi sorotan utama.
Sutradara Higuchi menampilakan perhatian besar terhadap detail teknis, memperlihatkan bagaimana sistem kereta api Jepang bekerja di balik layar. Setiap keputusan di ruang kendali dan kabin terasa nyata dan penuh konsekuensi. Ketegangan yang dibangun pun bukan melalui ledakan-ledakan dramatis atau efek visual yang dibuat-buat, tetapi melalui akurasi, keterbatasan waktu, dan ketegangan emosional para tokoh dalam film yang tersampaikan pada penonton hingga terasa dekat dengan dunia nyata.
Secara visual, film ini terasa sangat tajam dan dinamis. Beberapa scene yang menggunakan gaya sinematografinya seperti film semi-dokumenter, menambah nuansa realisme yang kuat. Karakter pendukung dari politisi hingga anak-anak sekolah yang sedang melakukan kunjungan wisata pun diperankan dengan baik, meski terasa beberapa plot yang terlalu dramatis atau tidak dikembangkan lagi secara maksimal.
Tentunya Bullet Train Explosion tak luput dari kelemahan, adapun beberapa kelemahan utama film ini terletak pada narasi yang sedikit terlalu padat, banyaknya karakter, dan subplot yang kadang membuat tense film menjadi agak melambat. Karakter antagonis pada film ini pun kurang dikembangkan dengan baik, dan beberapa upaya yang dilakukan film ini untuk mengaitkannya dengan versi tahun 1975 terasa agak dipaksakan.
Meski begitu, Bullet Train Explosion tetap berhasil membuat mata para penonton terpaku dengan layar yang menayangkan film ini. Film ini mengingatkan kita bahwa sisi kepahlawanan tidak hanya muncul ketika kita memiliki kekuatan khusus atau super, namun sering kali juga muncul dalam bentuk ketenangan, empati, dan ketekunan terutama dalam tekanan yang besar. Jika kamu mencari film yang tidak hanya memacu adrenalin, tetapi juga menyentuh secara emosional, tinggalkan dulu film-film klise lainnya, lalu naiklah ke Shinkansen Hayabusa No.60 bersama Takaichi-san. Kamu akan disuguhkan lebih dari sekadar aksi, namun kamu juga akan mendapatkan refleksi budaya dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam menghadapi krisis.
aku baru tau ada film sekeren ini! nonton ah pas libur nanti
ReplyDeleteSeruuu banget min!!
ReplyDelete